Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Pengalaman ini sering terjadi pada teman-teman saya, sejak kuliah sampai sudah bekerja saat ini. Seringkali kita didaulat sebagai ketua kelompok, ketua tim, ketua project, atau bahkan manager di tempat kerja kita. Sebuah tugas yang berat namun penuh pembelajaran. Namun teman-teman saya yang mendapat kesempatan sebagai pemimpin tim sering mengeluh ada satu-dua anggotanya yang tidak macam-macam, ada yang tidak pernah mengumpulkan kemajuan pekerjaan, ada yang selalu melewati deadline, ada yang harus selalu diingatkan. Terlihat seperti abai dan tidak memedulikan tanggung jawabnya. Anda gemas, anggota tim yang lain pun gemas, karena kemajuan kelompok menjadi terhambat. Seringkali kelompok seharusnya sudah bisa melangkah ke tahap selanjutnya, tetapi justru tertahan karena harus menunggu satu - dua orang yang bekerja sangat lamban atau justru harus terus diingatkan. Tentu kondisi ini tidak baik bagi tim anda. Jika dibiarkan, target tim anda bisa tidak tercapai. Lebih jauh lagi, anggota tim yang lain pun bisa saja berpikir bahwa untuk apa mereka bekerja dengan baik jika hasil kerja mereka kemudian menjadi sia-sia karena harus menunggu seseorang yang abai dengan tugasnya. Atau bisa saja, kemudian anggota tim anda berpikir, bagaimana jika mereka ikut-ikutan abai saja? Toh tim juga menunggu. Anda harus bertindak dalam situasi ini! Dalam psikologi, situasi ini disebut sebagai social loafing atau kemalasan sosial. Social loafing bisa terjadi karena anggota tim berpikir bahwa anggota tim lainnya akan mengerjakan bagiannya, sehingga ia merasa tidak perlu melakukan bagiannya. Bisa juga karena pelaku social loafing ini berpikir bahwa bagian yang ia kerjakan tidak penting, sehingga ia memilih untuk abai peneliti di bidang psikologi sosial sudah merumuskan solusi untuk social loafing ini, dikenal dengan 3C, yakni1. Collaboration kolaborasi yakni anda harus menekankan kembali kepada anggota tim bahwa pekerjaan ini bersifat kolaborasi. Kembali komunikasikan terutama kepada anggota yang melakukan social loafing mengenai peran dan tanggung jawabnya dalam kelompok. Deskripsikan dengan detail apa saja yang harus ia lakukan, dan beritahu bahwa perannya ini bermakna dan berpengaruh terhadap kemajuan kelompok. Ini akan membangkitkan sense of Content konten tidak hanya menjelaskan deskripsi tugasnya dengan jelas, namun anda juga harus memastikan bahwa memang pekerjaan yang ia lakukan berhubungan dengan tujuan yang hendak dicapai oleh kelompok. Jangan sampai ia memiliki persepsi bahwa perannya hanyalah sampingan dan tidak berguna. Anda bisa mengkomunikasikan ini kepadanya. Bangkitkan rasa bahwa ia dihargai dalam kelompok. 3. Choice pilihan jika anggota tim tersebut masih terlihat abai, anda bisa memanggilnya kembali dan bertanya kesulitan yang ia temui. Anda juga bisa menanyakan apa yang bisa anda bantu kepadanya. Bisa jadi, ia menginginkan tugas tertentu yang lebih ia kuasai. Jika memungkinkan, maka anda perlu mempertimbangkan pilihan itu. Benarkah ia lebih baik untuk memegang tugas tersebut? Atau ada yang lain? Bangkitkan rasa bahwa ia juga "memiliki" kelompok ketiga tips ini diterapkan, maka besar kemungkinan tim bisa berjalan dengan baik. Ini adalah managerial dan communication skills yang akan sangat powerful bagi bisa menyimak penjelasan ini dengan lebih jelas melalui video yang sudah saya siapkan, di sini 1 2 Lihat Worklife Selengkapnya
Menurutsaya dia susah mendapatkan teman karena : Dia muka dua, di depan saya dia baik tetapi di belakang saya dia menjelek-jelekan saya karena dia iri kepada saya yang bisa akrab dengan banyak orang Dia sangat egois, pernah teman saya membuat salah tanpa sengaja dia bahkan m Lanjutkan Membaca Faran Aiki Ilustrasi kuliah online Foto oleh Anna Shvets dari PexelsSemenjak adanya pandemi COVID-19, segala kegiatan kuliah dialihkan menjadi virtual. Baik itu kelas, ospek, dan event juga diadakan secara segala kegiatan dilakukan dominan dari rumah, namun menjalin relasi dengan sesama teman mahasiswa tetap penting, gaes. Mencari teman di kampus bisa memudahkan kamu ketika membutuhkan bantuan tentang tugas kuliah atau buat diskusi. Selain itu, ketika perkuliahan sudah dilakukan secara tatap muka, kamu bakal merasa lebih mudah beradaptasi karena sudah kenal dengan teman-teman sekelas atau coba simak tips cari teman baru saat kuliah online di bawah ini, yuk!Aktif di Grup Chat AngkatanSering muncul di grup angkatan adalah hal yang paling mudah dilakukan. Bergabung ke obrolan yang ada di grup chat bisa memudahkan kamu untuk akrab dengan teman-teman. Kamu bisa memulai perkenalan di dalam grup, menanyakan soal mata kuliah, atau Acara KampusSelain ospek, kampus biasanya sering mengadakan acara lainnya seperti. Cobalah untuk lebih aktif mengikuti acara tersebut karena dapat membantu kamu untuk memperluas kenalan, menambah teman, dan dikenal mahasiswa UKM atau OrganisasiDi seluruh kampus ada unit kegiatan mahasiswa UKM atau organisasi seperti BEM, himpunan, dan lain-lain. Setiap tahunnya juga mereka membuka pendaftaran untuk anggota baru. Nah, coba daftarkan dirimu. Kamu bisa mendapatkan teman-teman baru dari berbagai jurusan atau fakultas sehingga pertemananmu menjadi lebih Kelompok BelajarDalam mempersiapkan ujian, cobalah untuk membuat kelompok belajar dengan teman-teman sekelas. Kamu bisa mendapatkan banyak ilmu baru tentang materi yang enggak kamu pahami dari teman-temanmu, lho. Biasanya kelompok belajar juga bisa berubah jadi kelompok pertemanan yang dan teman-teman barumu, bisa saling mengikuti di akun media sosial seperti Instagram atau Twitter. Selain itu kamu juga bisa tahu dari akun media sosialnya, apakah kalian memiliki kesukaan yang sama atau enggak. Jadi, kamu bisa menemukan teman dekat yang satu frekuensi. MOkjCaQ.